Pages

Rabu, 03 April 2013

materi kurikulum


C. Strategi Pembelajaran
            Strategi dalam pembelajaran menurut Rusyan (dalam Riyanto, 2006) adalah stretegi secara umum dapat didefinisikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan.hal tersebut senada dengan pendapat Djamarah (dalam Riyanto, 2006) bahwa secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Dick dan Carey (1978) mengatakan strategi pembelajaran adalah semua komponen materi/paket pembelajaran dan prosedur yang digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
            Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat dalam mengefektifkan, mengefesienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

§  Tahapan Pembelajaran
            Secara umum terdapat tiga tahapan pokok yang harus diterapkan, yaitu:
1.      Tahap pemula (pra instruksional) merupakan tahapan persiapan guru sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan yang dilakukan guru misalnya:
a.       Mengabsen siswa/memeriksa kehadiran siswa.
b.      Pretest (menanyakan materi sebelumnya).
c.       Appersepsi (mengulas kembali secara singkat materi sebelumnya)
2.      Tahap pembelajaran (instruksional) merupakan langkah-langkah yang dilakukan saat pembelajaran dan merupakan tahapan inti, guru menyajikan materi yang disiapkan. Kegiatan yang dilakukan guru misalnya:
a.       Menjelaskan tujuan pembelajaran siswa.
b.      Menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas.
c.       Membahas poko-pokok materi yang telah ditulis.
d.      Menggunakan alat peraga.
e.       Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi.
3.      Tahapan penilaian dan tindak lanjut(evaluasi) merupakan penilaian atas hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan guru misalnya:
a.       Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang telah dibahas.
b.      Mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa.
c.       Memberi tugas atau pekerjaan rumah pada siswa.
d.      Menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

§  Pemilihan Strategi Pembelajaran
Dalam penetapan strategi pembelajaran (Djamarah dalam Riyanto, 2002), ada empat masalah pokok yang penting untuk dijadikan pedoman, yaitu:
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik seperti yang diharapkan.
2.      Memilih sistem pendekatan pembelajaran beradasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam mengajar.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasian atau standar keberhasian sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengajar yang kemudian dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem intruksional secara keseluruhan.
Namun, dalam pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.      Kesesuaian dengan tujuan intruksionalyang hendak dicapai.
2.      Kesesuaian dengan bahan bidang studi yang terdiri dari aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai.
3.      Strategi pembelajaran ini mengandung seperangkat kegiatan pembelajaran yang mungkin mencakup penggunaan beberapa metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran.
4.      Kesesuaian dengan kemampuan profesional guru bersangkutan terutama dalam pelaksanaannya di kelas.
5.      Cukup waktu yang tersedia. Karena erat katannya dengan waktu belajar dan banyaknya bahan yang harus disampaikan.
6.      Kesediaan unsur penunjang, kususnya media intruksional yang relevan dan peralatan yang memadai.
7.      Suasana lingkungan dalam kelas dan lembaga pendidikan secara keseluruhan.
8.      Jenis-jenis kegiatan yang serasi dengan kebutuhan dan minat siswa, karena erat kaitannya dengan tingkat motivasi belajar untuk mencapai tujuan intruksional.

§  Klasifikasi/jenis strategi pembelajarn
Aqib (dalam Riyanto, 2006) mengelompokkan jenis strategi pembelajaran berdasar pertimbangan tertentu, yaitu:
1.      Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan
a.       Strategi deduktif.
Materi diolah mulai dari yang umum ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian (sifat, atribut, atau ciri-ciri).
b.      Strategi induktif.
Dengan strategi induktif, materi diolah dari yang khusus ke yang umum, generalisasi, atau umum.
2.      Atas dasar pertimbangan pihak pengelola pesan
a.       Strategi Ekspositorik. Guru mencari dan mengelola bahan pelajaran yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi ini dapat digunakan dalam mengajarkan berbagai berbagai materi, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.
b.      Strategi Heuristik. Dengan strategi ini, bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa aktif mencari dan mengolah materi, guru hanya sebagai fasilitator untuk memberi dorongan dan arahan.
3.      Atas dasar pertimbangan pengaturan guru
a.       Strategi seorang guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
b.      Strategi pembelajaran beregu (team teaching). Dengan pengajaran beregu dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pembelajaran ini dapat digunakan dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata peajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
4.      Atas dasar pertimbangan sejumlah siswa
a.       Strategi klasikal
b.      Strategi kelompok kecil
c.       Strategi individu
5.      Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa
a.       Strategi tatap muka
b.      Strategi pembelajaran melalui media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, tetapi melalui media. Siswa berinteraksi dengan media.

Kemudian, pada umumnya strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan atas empat sistem pembelajaran, yaitu:
1.      Equery-Discovery Learning
Dalam pembelajaran ini, anak diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara menyelesaikan dan jawaban sendiri dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach).
Secara garis besar prosedurnya ialah:
a.       Simulation
Guru mengajukan sebuah pertanyaan mengenai permasalahan, atau menyuruh siswa mendengarkan uraian yang memuat permasalahn.
b.      Problem statement
Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi permasalahan untuk dipecahkan, kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis.
c.       Data colection
Untuk mendapat kebenaran hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang relevan, seperti observasi, uji coba dll.
d.      Data processing
Semua data diolah, diklasifikasikan, diacak, hingga dihitung dengan cara tertentu dan ditafsirkan pada tingkat kepercayaan.
e.       Verification (pembuktian)
Berdasarkan hasil pengolahan, hipotesis yang telah dirumuskan dicetak apakah terbukti benar atau tidak.
f.       Generalization
Dari hasil verifikasi, siswa belajar menarik kesimpulan.
2.      Ekspository Learning
Pada sistem ini, guru menyajikan materi dlam bentuk yang rapi sistematis dan lengkap, kemudian siswa tinggal menyimak. Garis besar prosedurnya ialah:
a.       Preparasi: guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.
b.      Apersepsi: guru memberi uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi yang diajarkan.
c.       Presentasi: guru menyajikan bahan dengan ceramah atau menyuruh siswa untuk membaca buku yang disiapkan.
d.      Resitasi: siswa disuruh menyatakan kembali kata-kata sendiri(resitasi) tentang pokok-pokok yang dipelajari.
3.      Mistery Learning
merupakan usaha yang dapat menghantarkan siswa ke arah tercapainya penguasaan penuhterhadap pelajaran. Prosedur yang ditempuh yaitu:
a.       Melakukan remidial (perbaikan), yaitu kegiatan untuk siswa yang belum menguasai materi yang telah dipelajari, dengan tujuan meningkatkan penguasaan siswa, seperti menyuruh membaca buku atau mengganti metode pembelajaran.
b.      Melakukan pengayaan, yaitu pengayaan untuk siswa agar memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih banyak. Kegiatan tersebut dapat berupa, membuat kliping, mengarang, diskusi, dan lainnya.
4.      Humanistic Education
Merupakan upaya membantu siswa agar dapat mencapai perwujudan dirinya (self realization) sesuai dengan kemampuan dasar.  Karakteristik pokok metode ini yaitu guru jangan membuat jarak terlalu jauh dengan siswa. Taraf akhir pembelajaran menurut pandangan ini adalah self actualization seoptimal mungkin dari anak.
Menurut Dick dan Carey (1984) ada 5 langkah melaksanakan strategi pembelajaran:
1.      Kegiatan pra pembelajaran
2.      Penyajian informasi
3.      Partisipasi siswa
4.      Tes
5.      Tindak lanjut.